EduTech (Color Of Technology)
Minggu, 02 Desember 2012
Kamis, 16 Juni 2011
Tiga Puluh Kesalahan dalam Sholat
Tiga Puluh Kesalahan dalam Sholat
“Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu.”
(HR. An Nasa’I : 463)
Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa membuat amalan shalatnya tidak sempurna.
1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan
Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah عزوجل ,
, “Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman”. (QS. An-Nisa : 103)
2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki
Rasullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan”. (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. “Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah.”
3. Tidak tuma’minah dalam shalat
Makna tuma’minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam ruku’.i’tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisi tersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi tuma’ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar, “Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat.”
4. Tidak khusu’ dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah megnerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. “ (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu’an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.
5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.
Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku’ maka ruku’lah dan jangan ruku’ sampai imam ruku’ “. (HR. Bukhari)
6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jangan mendahuluiku dalam ruku’, sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)”. Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.
7. Melafadzkan niat.
Tidak ada keterangan dari nabi صلى الله عليه وسلم maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma’ad “Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri untuk shalat beliau mengucapkan “Allahu Akbar“, dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau صلى الله عليه وسلم juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.
8. Membaca Al-Qur’an dalam ruku’ atau selama sujud.
Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur’an selama ruku’ atau dalam sujud.” (HR. Muslim)
9. Memandang ke atas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi”. (HR. Muslim)
10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.
Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata, “Aku berkata kepada Rasulallah صلى الله عليه وسلم tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya”. (HR. Bukhari)
11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.
Sabda Rasulallah صلى الله عليه وسلم, “Allah tidak menerima shalat wania yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar)”. (HR. Ahmad)
12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum’at.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu”. (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas رضي الله عنه : “Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah صلى الله عليه وسلم sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya”. (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, “Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa’id yang berbunyi “Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya”. (Fathul Bari: 1/572)
13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.
Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.
14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.
Hal ini mengurangi kekhusyu’an. Rasulallah صلى الله عليه وسلم melarang mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu’an, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)
15. Menutup mata tanpa alasan
Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, “Menutup mata buka dari sunnah rasul صلى الله عليه وسلم”. Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu’an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini. Wallahu A’lam.
16. Makan atau minum atau tertawa.
“Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.
17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.
Ibnu Taimuiyah menyatakan, “Siapapun yang membaca Al-Qur’an dan orang lain sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karean akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi صلى الله عليه وسلم pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Hai manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian”.
18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.
Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama’ah shalat Jum’at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat, “Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang”.
19. Tidak meluruskan shaf.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar” (HR. Bukhari dan Muslim).
20. Mengangkat kaki dalam sujud.
Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, “Nabi صلى الله عليه وسلم telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki.” Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.
21. Meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.
Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi صلى الله عليه وسلم meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.
22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh (seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki”. (HR. Muslim)
23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu’bah budak Ibnu Abbas yang berkata, “Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku.” Selesai shalat di berkata, “Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu! karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!”.
24. Membunyikan dan mempermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم , “Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak.
Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur’an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم “Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur’an” (HR. Muslim)
26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jangan biarkan perrempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita.” (HR. Muslim)
27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.
Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.
28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil (melebihi mata kaki).
Banyak hadits rasulallah صلى الله عليه وسلم yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :
A. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakai sarung dengan cara musbil.” (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)
B. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : Allah عزوجل tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai ke bawah (musbil) dengan perasaan sombong.” (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)
C. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : “Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka.” (HR.Bukhari : 5887)
29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم berabda, “Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu.” (HR. Muslim : 532)
30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).
Nabi صلى الله عليه وسلم melarang perbuatan tersebut seraya bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami’ : 650)
Inilah contoh perbuatan beliau صلى الله عليه وسلم “Apabila beliau صلى الله عليه وسلم shalat di temapt terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau صلى الله عليه وسلم tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut.” Shifat Shalat Nabi صلى الله عليه وسلم, karya Al-Albani (hal : 55) – berjamaah.com
sumber : Oleh: Hudzaifah
http://berjamaah.com/tiga-puluh-kesalahan-dalam-sholat.html
“Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu.”
(HR. An Nasa’I : 463)
Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa membuat amalan shalatnya tidak sempurna.
1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan
Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah عزوجل ,
, “Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman”. (QS. An-Nisa : 103)
2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki
Rasullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan”. (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. “Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah.”
3. Tidak tuma’minah dalam shalat
Makna tuma’minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam ruku’.i’tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisi tersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi tuma’ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar, “Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat.”
4. Tidak khusu’ dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah megnerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. “ (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu’an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.
5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.
Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku’ maka ruku’lah dan jangan ruku’ sampai imam ruku’ “. (HR. Bukhari)
6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jangan mendahuluiku dalam ruku’, sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)”. Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.
7. Melafadzkan niat.
Tidak ada keterangan dari nabi صلى الله عليه وسلم maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma’ad “Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri untuk shalat beliau mengucapkan “Allahu Akbar“, dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau صلى الله عليه وسلم juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.
8. Membaca Al-Qur’an dalam ruku’ atau selama sujud.
Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur’an selama ruku’ atau dalam sujud.” (HR. Muslim)
9. Memandang ke atas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi”. (HR. Muslim)
10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.
Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata, “Aku berkata kepada Rasulallah صلى الله عليه وسلم tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya”. (HR. Bukhari)
11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.
Sabda Rasulallah صلى الله عليه وسلم, “Allah tidak menerima shalat wania yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar)”. (HR. Ahmad)
12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum’at.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu”. (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas رضي الله عنه : “Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah صلى الله عليه وسلم sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya”. (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, “Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa’id yang berbunyi “Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya”. (Fathul Bari: 1/572)
13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.
Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.
14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.
Hal ini mengurangi kekhusyu’an. Rasulallah صلى الله عليه وسلم melarang mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu’an, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)
15. Menutup mata tanpa alasan
Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, “Menutup mata buka dari sunnah rasul صلى الله عليه وسلم”. Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu’an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini. Wallahu A’lam.
16. Makan atau minum atau tertawa.
“Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.
17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.
Ibnu Taimuiyah menyatakan, “Siapapun yang membaca Al-Qur’an dan orang lain sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karean akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi صلى الله عليه وسلم pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Hai manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian”.
18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.
Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama’ah shalat Jum’at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat, “Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang”.
19. Tidak meluruskan shaf.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar” (HR. Bukhari dan Muslim).
20. Mengangkat kaki dalam sujud.
Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, “Nabi صلى الله عليه وسلم telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki.” Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.
21. Meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.
Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi صلى الله عليه وسلم meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.
22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh (seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki”. (HR. Muslim)
23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu’bah budak Ibnu Abbas yang berkata, “Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku.” Selesai shalat di berkata, “Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu! karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!”.
24. Membunyikan dan mempermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم , “Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak.
Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur’an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم “Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur’an” (HR. Muslim)
26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jangan biarkan perrempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita.” (HR. Muslim)
27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.
Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.
28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil (melebihi mata kaki).
Banyak hadits rasulallah صلى الله عليه وسلم yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :
A. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakai sarung dengan cara musbil.” (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)
B. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : Allah عزوجل tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai ke bawah (musbil) dengan perasaan sombong.” (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)
C. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : “Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka.” (HR.Bukhari : 5887)
29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم berabda, “Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu.” (HR. Muslim : 532)
30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).
Nabi صلى الله عليه وسلم melarang perbuatan tersebut seraya bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami’ : 650)
Inilah contoh perbuatan beliau صلى الله عليه وسلم “Apabila beliau صلى الله عليه وسلم shalat di temapt terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau صلى الله عليه وسلم tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut.” Shifat Shalat Nabi صلى الله عليه وسلم, karya Al-Albani (hal : 55) – berjamaah.com
sumber : Oleh: Hudzaifah
http://berjamaah.com/tiga-puluh-kesalahan-dalam-sholat.html
Sabtu, 07 Mei 2011
Contoh ASSURE Model
ASSURE MODEL
Pada SD kelas 6, Mata Pelajaran :olahraga (kompetensi roll depan & belakang)
Analyze Learners:
A. Karakteristik umum sisiwa :
Rentang umur rata-rata 11-12 tahun dan senang terhadap pelajaran olah raga
Karakteristik khusus siswa SD tersebut :
• Siswa menganggap olahraga sebagai kegiatan sepak bola
• Terdapat perbedaan kemampuan antara siswa laki-laki dan perempuan
• Olahraga dijadikan sebagai soft terapi bagi siswa (kebebasan dari materi ajar yang mereka anggap membosankan)
• Kebiasaan siswa yang masih suka merendahkan kemampuan teman lain, sehingga dalam pembelajaran sering terjadi kegaduhan.
B. Kemampuan awal siswa :
• Rata-rata siswa telah memiliki kemampuan dalam bidang keolahragaan, karena mereka telah memperolehnya dalam kelas sebelumnya dan diteruskan kembali di kelas ini untuk lebih mendalaminya, serta adanya pengetahuan yang telah terbentuk siswa melalui kehidupan sehari-hari.
• Dalam diri tiap individu anak memiliki potensi masing-masing, sehingga pendidik/guru harus mampu mengidentifikasi kemampuan siswa yang lebih menonjol dalam bidang keolahragaan
• Siswa sebelumnya telah mengetahui konsep dari olah raga yang akan dipraktekan, yaitu berupa teori yang telah diberikan, tapi mereka belum mengetahui secara persis/detail mengenai gerakan apa yang akan mereka praktekan.
C. Gaya belajar pembelajar :
• Siswa melakukan pembelajaran ini dengan menggunakan gaya visual-kinestetik yaitu setelah siswa melihat apa yang dipraktekan guru, mereka akan langsung mempraktekan apa yang mereka lihat
• Melihat umur merika yang rata-rata 11-12 tahun, di usia itu mereka lebih tertarik belajar dengan melihat dan mempraktekan. Dan adanya rasa ingin tahu yang besar dalam diri mereka.
State Standard and Objectives :
Tujuan pembelajaran ini yaitu berupa pencapaian kompetensi yang dipelajari (senam lantai). Gerakan senam lantai terdiri dari 3 macam gerak yaitu roll depan, roll belakang dan handstand, tujuan dari kompetensi tersebut adalah :
• Siswa mampu melakukan gerakan roll depan dengan benar sesuai dengan contoh/instruksi dan teori yang diajarkan guru
• Siswa mampu melakukan gerakan roll belakang dengan baik dan bener sesuai dengan contoh dan teori yang disampaikan guru
• Sisiwa mampu melakukan gerakan handstand dengan baik dan benar sesuai dengan contoh dan teori yang diberikan guru.
Kriteria standard patokan dalam pencapaian kompetensi senam lantai antara lain : Dalam gerakan roll depan misalnya, standard patokan pencapaianya yaitu dapat melakukan gerakan tersebut yang terdiri dari beberapa tahap : terdapat 3 gerakan awalan-berguling-akhiran. Awalan dengan posisi tubuh jongkok dan kepala ditelungkupkan, posisi tangan lurus diatas matras, kemudian melakukan dorongan kedepan dan diakhiri dengan posisi duduk.Pembelajaran dilakukan sesuai dengan atau mengadopsi kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga semua aspek kemampuan yang dimiliki siswa dapat dikembangkan secara optimal.
Select Strategies, Technology, Media and Materials:
A. Menentukan strategi
Dalam pembelajaran olahraga terdapat dua aspek pengetahuan yang disampaikan yaitu berupa teori dan praktek. Strategi yang digunakan yaitu dimulei dari penyampaian teori terlebih dahulu, setelah itu guru mendemonstrasikan gerakan yang disampaikan dalam teori tadi. Setelah siswa mempraktekanya kemudian mereka melakukan latihan berulang-ulang secara langsung dan selanjutnya proses penilaian berlangsung.
Guru selalu memberi motivasi/dorongan kepada siswa, karena siswa merasa tidak mampu padahal mereka belum mencobanya. Dan guru memberi motivasi kepada siswa untuk membakar semangat mereka yaitu melalui kebebasan bermain sepak bola setelah siswa mampu mempraktekan gerakan kompetensi dengan baik dan benar. Sehingga jika mereka belum dapat mempraktekannya mereka tidak bias bermain sepak bola.
Untuk penyampaian teori praktek, teori diberikan oleh guru pada saat bulan Ramadan, dan untuk praktek dilakukan setelah bulan ramadhan berakhir.
Dalam pembelajaran guru juga dapat menggunakan strategi Drill and practice. Karena dalam kompetensi olahraga terkadang siswa telah mengerti atau mengetahui terhadap kompetensi tersebut (lari misalnya). Sehingga setelah guru mencontohkanya siswa dapat langsung latihan, kemudian penilaian.
Utillize Technology, Media, and Materials:
A. Penggunaan media
Dalam kompetensi senam lantai media yang digunakan disini yaitu :
• Buku penjaskes
• Desain CD pembelajaran
• Media visual
Dan alat peraga berupa : Matras
Dalam pelajaran olahraga, media yang digunakan dalam pembelajaran tergantung kompetensi apa yang akan diajarkan, karena dalam olahraga banyak gerakan atau kompetensi yang diberikan kepada siswa.
B. Penyediaan bahan
Dalam pembelajaran olahraga penyampaian materi maupun praktek dapat pula disampaikan guru melalui berbagai inovasi yang dibuat guru. Misalnya jika guru dalam keadaan kurang baik atau keadaan alam sedang hujan, guru dapat menggunakan media desain CD pembelajarn untuk penyampaian teori dan gerak atau menggunakan media visual berupa gambar-gambar yang mewakili gerakan-gerakan yang akan dipelajari.
C. Penggunaan media, technologi, dan bahan
Penguraian mengenai beberapa penggunaan media dalam pembelajaran yaitu :
• Alat peraga berupa matras: Matras digunakan guru sebagai alat pembantu untuk mempraktekan kompetansi yang sedang diajarkan
• Buku penjaskes : Disini guru dijadikan sebagai bahan utama dalam pembelajaran karena buku menyimpan banyak bahan/materi/informasi mengenai apa yang akan dipraktekan. Dari buku guru dapat menyampaikan apa yang akan disampaikan, sehingga siswa dapat mengerti dan paham, dan siswa juga belajar melalui media buku untuk lebih memperjelas materi. Buku sebagai gambaran terhadap apa yang akan dipraktekan.
• Desain CD pembelajaran : Media tersebut digunakan untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar, seperti adanya penyampaian materi melalui CD pembelajaran dengan menampilkan contoh-contoh gerakan olahraga yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan video pembelajran tentang peraih olimpiade pada anak-anak berkebutuhan khusus. Dan melalui media ini membantu guru dalam penyampaian materi yang mungkin praktek tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga dapat ditampilkan melalui CD pembelajaran demikian juga dengan media visual
• Media Visual: Media yang digunakan guru untuk variasi atau menghandari terjadinya kebosanan siswa dalam belajar. Yaitu berupa penyampaian materi melalui gambar-gambar yang mewakili materi.
Require Learner Participation
• Olahraga adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi siswa. Karena mereka merasa bebas bermain dan terbebas dari materi-materi pelajaran lain yang mereka anggap membosanka dan membutuhkan banyak pemikiran.
• Studend-center, pembelajaran berpusat pada siswa yaitu adanya Tanya jawab antara siswa dan guru mengenai pemahaman terhadap materi. Adanya pemusatan kemampuan berdasarkan potensi maing-masing individu
Olahraga dijadikan sebagai soft terapi siswa. Yaitu untuk memberi semangat atau penyegaran siswa setelah melakukan aktivitas-aktivitas didalam sekolah.
Evaluate and Revise: Dalam penilaian, guru memberikan dua bentuk penilaian yaitu teori dan praktek:
• Penilaian praktek dilakukan guru secara langsung, yaitu setelah guru mendemonstrasikanya kemudian dipraktekan, latihan dan melakukan proses penilaian. Untuk perolehan nilai praktek, jika seorang siswa tidak dapat mencapai standar kompetensi, maka siswa dapat mengikuti remedial/pengulangan terhadap kompetensi yang belum dicapai. Dan jika siswa tersebut benar-benar tidka dapat mempraktekanya, maka guru akan memberikan penilaian standar pada siswa.
Untuk evaluasi teori, guru mengadakan evaluasi berupa tes, tes yang biasanya dilakukan diakhir grade(tingkatan). Untuk nilai yang tidak memenui standar dilakukan pula remedial.
analisis dilakukan oleh kelompok 1 yang beranggotakan : Umi Masitoh, Elsa Sugiarti, Maya dikiria, Winda Setyaningsih, kinanti hyuningtyas, dan ditya jati W.
Pada SD kelas 6, Mata Pelajaran :olahraga (kompetensi roll depan & belakang)
Analyze Learners:
A. Karakteristik umum sisiwa :
Rentang umur rata-rata 11-12 tahun dan senang terhadap pelajaran olah raga
Karakteristik khusus siswa SD tersebut :
• Siswa menganggap olahraga sebagai kegiatan sepak bola
• Terdapat perbedaan kemampuan antara siswa laki-laki dan perempuan
• Olahraga dijadikan sebagai soft terapi bagi siswa (kebebasan dari materi ajar yang mereka anggap membosankan)
• Kebiasaan siswa yang masih suka merendahkan kemampuan teman lain, sehingga dalam pembelajaran sering terjadi kegaduhan.
B. Kemampuan awal siswa :
• Rata-rata siswa telah memiliki kemampuan dalam bidang keolahragaan, karena mereka telah memperolehnya dalam kelas sebelumnya dan diteruskan kembali di kelas ini untuk lebih mendalaminya, serta adanya pengetahuan yang telah terbentuk siswa melalui kehidupan sehari-hari.
• Dalam diri tiap individu anak memiliki potensi masing-masing, sehingga pendidik/guru harus mampu mengidentifikasi kemampuan siswa yang lebih menonjol dalam bidang keolahragaan
• Siswa sebelumnya telah mengetahui konsep dari olah raga yang akan dipraktekan, yaitu berupa teori yang telah diberikan, tapi mereka belum mengetahui secara persis/detail mengenai gerakan apa yang akan mereka praktekan.
C. Gaya belajar pembelajar :
• Siswa melakukan pembelajaran ini dengan menggunakan gaya visual-kinestetik yaitu setelah siswa melihat apa yang dipraktekan guru, mereka akan langsung mempraktekan apa yang mereka lihat
• Melihat umur merika yang rata-rata 11-12 tahun, di usia itu mereka lebih tertarik belajar dengan melihat dan mempraktekan. Dan adanya rasa ingin tahu yang besar dalam diri mereka.
State Standard and Objectives :
Tujuan pembelajaran ini yaitu berupa pencapaian kompetensi yang dipelajari (senam lantai). Gerakan senam lantai terdiri dari 3 macam gerak yaitu roll depan, roll belakang dan handstand, tujuan dari kompetensi tersebut adalah :
• Siswa mampu melakukan gerakan roll depan dengan benar sesuai dengan contoh/instruksi dan teori yang diajarkan guru
• Siswa mampu melakukan gerakan roll belakang dengan baik dan bener sesuai dengan contoh dan teori yang disampaikan guru
• Sisiwa mampu melakukan gerakan handstand dengan baik dan benar sesuai dengan contoh dan teori yang diberikan guru.
Kriteria standard patokan dalam pencapaian kompetensi senam lantai antara lain : Dalam gerakan roll depan misalnya, standard patokan pencapaianya yaitu dapat melakukan gerakan tersebut yang terdiri dari beberapa tahap : terdapat 3 gerakan awalan-berguling-akhiran. Awalan dengan posisi tubuh jongkok dan kepala ditelungkupkan, posisi tangan lurus diatas matras, kemudian melakukan dorongan kedepan dan diakhiri dengan posisi duduk.Pembelajaran dilakukan sesuai dengan atau mengadopsi kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga semua aspek kemampuan yang dimiliki siswa dapat dikembangkan secara optimal.
Select Strategies, Technology, Media and Materials:
A. Menentukan strategi
Dalam pembelajaran olahraga terdapat dua aspek pengetahuan yang disampaikan yaitu berupa teori dan praktek. Strategi yang digunakan yaitu dimulei dari penyampaian teori terlebih dahulu, setelah itu guru mendemonstrasikan gerakan yang disampaikan dalam teori tadi. Setelah siswa mempraktekanya kemudian mereka melakukan latihan berulang-ulang secara langsung dan selanjutnya proses penilaian berlangsung.
Guru selalu memberi motivasi/dorongan kepada siswa, karena siswa merasa tidak mampu padahal mereka belum mencobanya. Dan guru memberi motivasi kepada siswa untuk membakar semangat mereka yaitu melalui kebebasan bermain sepak bola setelah siswa mampu mempraktekan gerakan kompetensi dengan baik dan benar. Sehingga jika mereka belum dapat mempraktekannya mereka tidak bias bermain sepak bola.
Untuk penyampaian teori praktek, teori diberikan oleh guru pada saat bulan Ramadan, dan untuk praktek dilakukan setelah bulan ramadhan berakhir.
Dalam pembelajaran guru juga dapat menggunakan strategi Drill and practice. Karena dalam kompetensi olahraga terkadang siswa telah mengerti atau mengetahui terhadap kompetensi tersebut (lari misalnya). Sehingga setelah guru mencontohkanya siswa dapat langsung latihan, kemudian penilaian.
Utillize Technology, Media, and Materials:
A. Penggunaan media
Dalam kompetensi senam lantai media yang digunakan disini yaitu :
• Buku penjaskes
• Desain CD pembelajaran
• Media visual
Dan alat peraga berupa : Matras
Dalam pelajaran olahraga, media yang digunakan dalam pembelajaran tergantung kompetensi apa yang akan diajarkan, karena dalam olahraga banyak gerakan atau kompetensi yang diberikan kepada siswa.
B. Penyediaan bahan
Dalam pembelajaran olahraga penyampaian materi maupun praktek dapat pula disampaikan guru melalui berbagai inovasi yang dibuat guru. Misalnya jika guru dalam keadaan kurang baik atau keadaan alam sedang hujan, guru dapat menggunakan media desain CD pembelajarn untuk penyampaian teori dan gerak atau menggunakan media visual berupa gambar-gambar yang mewakili gerakan-gerakan yang akan dipelajari.
C. Penggunaan media, technologi, dan bahan
Penguraian mengenai beberapa penggunaan media dalam pembelajaran yaitu :
• Alat peraga berupa matras: Matras digunakan guru sebagai alat pembantu untuk mempraktekan kompetansi yang sedang diajarkan
• Buku penjaskes : Disini guru dijadikan sebagai bahan utama dalam pembelajaran karena buku menyimpan banyak bahan/materi/informasi mengenai apa yang akan dipraktekan. Dari buku guru dapat menyampaikan apa yang akan disampaikan, sehingga siswa dapat mengerti dan paham, dan siswa juga belajar melalui media buku untuk lebih memperjelas materi. Buku sebagai gambaran terhadap apa yang akan dipraktekan.
• Desain CD pembelajaran : Media tersebut digunakan untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar, seperti adanya penyampaian materi melalui CD pembelajaran dengan menampilkan contoh-contoh gerakan olahraga yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan video pembelajran tentang peraih olimpiade pada anak-anak berkebutuhan khusus. Dan melalui media ini membantu guru dalam penyampaian materi yang mungkin praktek tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga dapat ditampilkan melalui CD pembelajaran demikian juga dengan media visual
• Media Visual: Media yang digunakan guru untuk variasi atau menghandari terjadinya kebosanan siswa dalam belajar. Yaitu berupa penyampaian materi melalui gambar-gambar yang mewakili materi.
Require Learner Participation
• Olahraga adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi siswa. Karena mereka merasa bebas bermain dan terbebas dari materi-materi pelajaran lain yang mereka anggap membosanka dan membutuhkan banyak pemikiran.
• Studend-center, pembelajaran berpusat pada siswa yaitu adanya Tanya jawab antara siswa dan guru mengenai pemahaman terhadap materi. Adanya pemusatan kemampuan berdasarkan potensi maing-masing individu
Olahraga dijadikan sebagai soft terapi siswa. Yaitu untuk memberi semangat atau penyegaran siswa setelah melakukan aktivitas-aktivitas didalam sekolah.
Evaluate and Revise: Dalam penilaian, guru memberikan dua bentuk penilaian yaitu teori dan praktek:
• Penilaian praktek dilakukan guru secara langsung, yaitu setelah guru mendemonstrasikanya kemudian dipraktekan, latihan dan melakukan proses penilaian. Untuk perolehan nilai praktek, jika seorang siswa tidak dapat mencapai standar kompetensi, maka siswa dapat mengikuti remedial/pengulangan terhadap kompetensi yang belum dicapai. Dan jika siswa tersebut benar-benar tidka dapat mempraktekanya, maka guru akan memberikan penilaian standar pada siswa.
Untuk evaluasi teori, guru mengadakan evaluasi berupa tes, tes yang biasanya dilakukan diakhir grade(tingkatan). Untuk nilai yang tidak memenui standar dilakukan pula remedial.
analisis dilakukan oleh kelompok 1 yang beranggotakan : Umi Masitoh, Elsa Sugiarti, Maya dikiria, Winda Setyaningsih, kinanti hyuningtyas, dan ditya jati W.
CONTOH-CONTOH GAMBAR TYPE VISUAL DAN ELEMEN VISUAL
1. Type visual
a. Realistic
b. Analogical
c. Organizational
d. Relational
e. Transformational
f. Interpretive
2. Elemen Visual
A. Aranggement
a)alignment
b)shape
c)rule of third
d)directional
e)figure-ground contrast
f)konsentrasi
B. Balance
C. Color
D. Legibility
E. Appeal
3. Element Teks
a. Realistic
b. Analogical
c. Organizational
d. Relational
e. Transformational
f. Interpretive
2. Elemen Visual
A. Aranggement
a)alignment
b)shape
c)rule of third
d)directional
e)figure-ground contrast
f)konsentrasi
B. Balance
C. Color
D. Legibility
E. Appeal
3. Element Teks
Analysis Visual (Poster)
Analisis 1
Isi Poster (pesan yang ditangkap)
Menjaga/memelihara lingkungan alam
Kebaikan alam untuk kebaikan hidup
Agar tidak merusak alam
Melakukan penghijauan/pelestarian alam
Mencegah dan menanggulangi alam
Kelebihan
Warna gambar pas (seimbang/balance)
Teks tidak Berlebihan
Gambar/objek yang ditampilkan lebih dari satu, dan semua menyiratkan makna dari perlakuan alam
Isi pesan mudah ditangkap
Kekurangan
Jika di lihat dari segi penataan gambar, orang mungkin tidak mudah langsung menangkap pesan dengan cepat (misalnya untuk pembaca yang sedang naik mobil/motor) karena gambar yang ditampilkan banyak, dan ruang dari tiap gambar cukup sempit.
Aalisis 2
ini adalah contoh analisis visual berupa poster yang baik, bagaimana bisa dikatakan baik???
karena dengan hanya menampilkan gambar dan sedikit menampilkan kata, pesan dari gambar tersebut dapat cepat ditangkap pembaca dan memiliki makna yang tersirat dalam pemakaian gambar yang tepat.
Isi Poster (pesan yang ditangkap)
Menjaga/memelihara lingkungan alam
Kebaikan alam untuk kebaikan hidup
Agar tidak merusak alam
Melakukan penghijauan/pelestarian alam
Mencegah dan menanggulangi alam
Kelebihan
Warna gambar pas (seimbang/balance)
Teks tidak Berlebihan
Gambar/objek yang ditampilkan lebih dari satu, dan semua menyiratkan makna dari perlakuan alam
Isi pesan mudah ditangkap
Kekurangan
Jika di lihat dari segi penataan gambar, orang mungkin tidak mudah langsung menangkap pesan dengan cepat (misalnya untuk pembaca yang sedang naik mobil/motor) karena gambar yang ditampilkan banyak, dan ruang dari tiap gambar cukup sempit.
Aalisis 2
ini adalah contoh analisis visual berupa poster yang baik, bagaimana bisa dikatakan baik???
karena dengan hanya menampilkan gambar dan sedikit menampilkan kata, pesan dari gambar tersebut dapat cepat ditangkap pembaca dan memiliki makna yang tersirat dalam pemakaian gambar yang tepat.
Pengertian Strategi Pembelajaran dan Macam-maacam Strategi dalam Pembelajaran
A. Pengertian Strategi Pembelajaran dan Macam-maacam Strategi dalam Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu perencanaan kegiatan pembelajaran yang disusun pendidik untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan tepat dalam penyampaian dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan kepada siswa. Dalam strategi tersebut pendidik perlu memperhatikan betul-betul dalam penggunaan tiap komponen pendukung, sumber belajar, bahan dan metode yang akan digunakan. Pendidik harus mengerti karakteristik masing-masing individuc cara pandang mereka, dan cara berfikir mereka. Karena strategi yang akan digunakan tersebut sangat mempengaruhi terhadap outcome dari peserta didik. Jadi disini pendidik perlu memahami strategi yang diterapkan, dan selain itu peran dari pendidik dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan dalam inovasinya serta professionalisme yaitu mengembangkan dan mejaga lingkungan pendidikan agar selalu kondusif. Penerapan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien serta melibatkan keaktivan tiap individu belajar akan membentuk individu yang mampu memaksimalkan potensi masing-masing dan pembentukan pengetahuan yang kuat dalam benak mereka karena keikutsertaan diri tiap individu dalam perolehan pengetahuan dan pembentukan pengetahuan yang continue.
Dalam hubunganya dengan metode pembelajaran, strategi pembelajaran memiliki makna yang sering disamakan dengan metode pembelajaran. Menurut Kemp (Wina Senjaya 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatau kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dan dengan mengutip pemikiran J.R David, wina senjaya mengatakan bahwa didalam strategi pembelajaran mengandung makna perencanaan. Artinya bahwa dalam strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pembelajaran. Karena sifatnya yang masih konseptual maka digunakan metode pembelajaran tetentu untuk mengimplementasikanya, dengan kata lain strategi merupakan “a plan of operation achieving something”, sedangkan metode adalah “a way in achieving something”. Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya : 1) ceramah 2) presentasi 3) demonstrasi 4) drill and praktis 5) tutorial 6) diskusi 7) cooperative learning 8) games 9) simulasi 10) problem solving, 11) dsb. (http://www.psb-psma.org/content/blog)
Dalam beberapa metode tersebut kita dapat melihat kapan kita harus menggunakan strategi teacher centered learning dan student centered learning. Setiap metode memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan isi dari materi, dimana peran dari pendidik dan peserta didik dimasing-masing metode berbeda. Student centered strategies (pembelajaran yang berpusat pada siswa) adalah basic dari metode-metode :
a. Diskusi
Pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru menjadi pengarah dan pembimbing dalam pembelajaran. Disini guru membentuk beberapa grup dalam pembelajaran dan guru bersama siswa menentukan topic masalah yang akan didiskusikan. Sebagai strategi, diskusi mengandung percakapan/komunikasi antara tiap individu dalam menyelesaikan masalah, sehingga terbentuk ide dan pendapat dari masing-masing siswa atau siswa dengan guru. Memunculkan karakter dari masing-masing individu dalam berfikir, dan mengeluarkan pendapatnya serta kemampuan untuk menghargai dan berkerjasama dalam membahas suatu topic. Diskusi memiliki beberapa kelebihan antara lain : menarik (diskusi lebih menarik untuk siswa dari pada duduk dan mendengarkan seseorang menceritakan fakta didepan), siswa dapat memperoleh ide baru dalam presentasi informasi ,diskusi menyediakan ruang bagi semua siswa untuk berbicara dan menjawab pertanyaan guru .
b. Cooperative learning
Proses pembelajaran dimana siswa membentuk suatu group dengan berbagai variasi kemampuan sisswa. Siswa mendiskusikan suatu masalah untuk menyelesaikanya bersama dengan pemikiran masing-masing mengeluarkan pendapatnya, dan saling bekerjasama menentukan rumusan pemecahan masalah serta penyelesaian masalah dengan berdiskusi, maka akan tercipta kerja sama antar anggota dalam kelompok pembelajaran. Kelebihan : pembelajaran yang menguntungkan ( grup dengan berbagai kemampuan membimbing dalam pembelajaran dan memberi keuntungan untuk semua pebelajar), formal maupun informal (kelompok diskusi dapat dilakukan baik dalam kondisi formal maupun informal dalam kehidupan nyata atau sehari-hari), kesempatan belajar( dimana apabila suatu kelompok belajar merasa nyaman dan cocok dalam pengembangan pemikiran maka akan muncul kelompok belajar jangka panjang yang dapat dikembangkan dan memunculkan banyak pengetahuan, dan lingkup daerah pembelajaran ( semua content atau bentuk belajar/kegiatan dapat dimasukkan atau digunakan dengan metode ini, misalnya rapat perusahaan, kerjasama antar perusahaan, dsb).
c. Games
Dalam pembelajaran dengan games (permainan) pendidik perlu menyusun atau membuat permainan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan dari pemahaman materi ajar. Games membari motivasi yang besar pada siswa karena disini mereka akan terpusat terhadap suatu masalah yang akan mereka hadapi dan situasi seperti apa sert strategi untuk memenangkan games. Dalam permainan memerlukan keterlibatan seorang pebelajar maupun dalam pembentukan group, dimana dalam setiap permainan akan menumbuhkan motivasi, rasa ingin tahu yang tinggi, menarik perhatian dan tentunya adanya tujuan terhadap permainan yang dimainkan. Games dapat menantang dan gembira dalam memainkanya, didalamnya terdapat berbagai macam pengalaman setelah mereka telah mencoba dan mencoba tidak berhasil maka mereka akan terus mencari dan menemukan dimana kesalahan dan apa yang harus mereka perbuat. Kelebihan : menarik ( siswa dengan cepat terlibat dalam pembelajaran melalui permainan), cocok dengan hasil (game dapat disesuaikan untuk mencocokan dengan hasil belajar), berbagai pengaturan ( dimana game dapat digunakan dalam berbagai pengaturan kelas, dari kelas secara keseluruhan untuk kegiatan individu), dan mendapatkan perhatian (game dapat dijadikan sebagai cara yang efektif dalam mendapatkan perhatian siswa untuk belajar topic tertentu atau ketrampilan.
d. Simulasi
Simulasi melibatkan siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaranya masalah yang diangkat dimanipulasi sedemikian rupa sehingga menjadi seperti dalam situasi hidup nyata. Simulasi melibatkan siswa mungkin dalam dialog, manipulasi bahan dan peralatan, atau interaksi dengan computer. Metode ini dapat dilakukan oleh suatu kelas maupun group kerja kecil secara bersama-sama. Menyediakan berbagai pengalaman yang mungkin tidak didapat siswa dalam kehidupannya, misalnya manipualasi bahwa kita akan membuat misi untuk perjalanan ke mars. Jadi disini siswa memerankan suatu peran untuk mendalami pembelajaran dan memahami berbagai perbedaan karakter. Kelebihan : keselamatan ( dimana simulasi menyediakan cara aman untuk terlibat dalam pengalaman belajar), mengulang sejarah ( simulasi mungkin merupakan satu-satunya cara untuk terlibat dalam situasi tertentu, misalnya peran bermain sejarah romawi kuno), didalam genggaman tangan/hands-on (siswa mendapat kesempatan untuk berbagai pengalaman), berbagai tingkat kemampuan (siswa dari semua tingkatan kemampuan dapat dilibatkan/dimasukan dalam pengalaman) dan keterlibatan ( pembelajaran penemuan sangat memerlukan keterlibatan siswa baik dalam semua tingkatan).
e. Problem solving
Masalah merukan awal dari kegiatan pembelajaran. Dalam prosesnya siswa dapat melihat pengetahuan dan kemampuan apa yang akan mereka peroleh setelah pembelajaran. Problem solving menempatkan siswa sebagai individu yang aktif dan terlibat langsung dalam sebuah situasi permasalahan nyata dalam kehidupan. Siswa memulainya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya tanpa saran dan bimbingan guru terlebih dahulu, siswa membangun, merencanakan, dan menemukan sebuah solusi atau posisi mereka dalam suatu masalah. Kelebihan : keterlibatan (siswa secara aktiv terlibat dalam pengalaman dunia nyata dalam belajar), konteks untuk belajar (hubungan antara pengetahuan dan ketrampilan menjadi jelas) dan tingkat kompleksitas/kerumitan (tingkat kerumitan masalah dapat dikendalikan, memperkenalkan masalah yang lebih atau tingkat untuk masalah dari waktu ke waktu)
Dan untuk strategi pembelajaran teacher centered learning merupakan strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dan siswa dimana pembelajarna berpusat pada pendidik, peserta didik hanya menerima apa yang guru sampaikan dan mereka cenderung bersifat pasif. Diantara penerapan dari strategi teacher centered learning adalah pada metode-metode :
a. Presentation
Presentasi dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan materi ajarnya. Dalam presentasi seorang sumber yaitu pendidik menceritakan,atau menyampaikan informasi kepada siswa. Komunikasi terkontrol hanya oleh sumber,dengan keterbatasan respon atau interaksi dengan siswa.pendidik dalam menyampaikan presentasi dapat menyisipkan pertanyaan dimana siswa dapat menjawabnya. Namun hal tersebut tidak efektif, karena tidak semua siswa tidak ikut berpartisipasi aktif dalam pembentukan pengetahuan.
b. Demonstration
Demonstrasi biasanya dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan hal-hal yang memiliki proses misalnya : dalam pembuatan kue, atau prose terjadinya hujan asam.
c. Drill and practice
Drill and practice dipakai oleh pendidik dalm penyampaian materi dimana dalam pembelajaranya pendidik tidak banyak bicara. Umumnya siswa telah memiliki pengetahuan terhadap apa yang disampaikan pendidik, mereka langsung melakukan latihan dan latihan terhadap prakteknya.
d. Tutorial
Penyampaian materi ajar kepada siswa, dimana dalam penyampaian informasinya sumber banyak menanyakan apakah terdapat pertanyaan, sudah paham, atau ada tambahan. Pembelajaran yang biasanya digunakan oleh teman sebaya.
Sumber : Smaldino, Sharon E.
Strategi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu perencanaan kegiatan pembelajaran yang disusun pendidik untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan tepat dalam penyampaian dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan kepada siswa. Dalam strategi tersebut pendidik perlu memperhatikan betul-betul dalam penggunaan tiap komponen pendukung, sumber belajar, bahan dan metode yang akan digunakan. Pendidik harus mengerti karakteristik masing-masing individuc cara pandang mereka, dan cara berfikir mereka. Karena strategi yang akan digunakan tersebut sangat mempengaruhi terhadap outcome dari peserta didik. Jadi disini pendidik perlu memahami strategi yang diterapkan, dan selain itu peran dari pendidik dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan dalam inovasinya serta professionalisme yaitu mengembangkan dan mejaga lingkungan pendidikan agar selalu kondusif. Penerapan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien serta melibatkan keaktivan tiap individu belajar akan membentuk individu yang mampu memaksimalkan potensi masing-masing dan pembentukan pengetahuan yang kuat dalam benak mereka karena keikutsertaan diri tiap individu dalam perolehan pengetahuan dan pembentukan pengetahuan yang continue.
Dalam hubunganya dengan metode pembelajaran, strategi pembelajaran memiliki makna yang sering disamakan dengan metode pembelajaran. Menurut Kemp (Wina Senjaya 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatau kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dan dengan mengutip pemikiran J.R David, wina senjaya mengatakan bahwa didalam strategi pembelajaran mengandung makna perencanaan. Artinya bahwa dalam strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pembelajaran. Karena sifatnya yang masih konseptual maka digunakan metode pembelajaran tetentu untuk mengimplementasikanya, dengan kata lain strategi merupakan “a plan of operation achieving something”, sedangkan metode adalah “a way in achieving something”. Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya : 1) ceramah 2) presentasi 3) demonstrasi 4) drill and praktis 5) tutorial 6) diskusi 7) cooperative learning 8) games 9) simulasi 10) problem solving, 11) dsb. (http://www.psb-psma.org/content/blog)
Dalam beberapa metode tersebut kita dapat melihat kapan kita harus menggunakan strategi teacher centered learning dan student centered learning. Setiap metode memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan isi dari materi, dimana peran dari pendidik dan peserta didik dimasing-masing metode berbeda. Student centered strategies (pembelajaran yang berpusat pada siswa) adalah basic dari metode-metode :
a. Diskusi
Pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru menjadi pengarah dan pembimbing dalam pembelajaran. Disini guru membentuk beberapa grup dalam pembelajaran dan guru bersama siswa menentukan topic masalah yang akan didiskusikan. Sebagai strategi, diskusi mengandung percakapan/komunikasi antara tiap individu dalam menyelesaikan masalah, sehingga terbentuk ide dan pendapat dari masing-masing siswa atau siswa dengan guru. Memunculkan karakter dari masing-masing individu dalam berfikir, dan mengeluarkan pendapatnya serta kemampuan untuk menghargai dan berkerjasama dalam membahas suatu topic. Diskusi memiliki beberapa kelebihan antara lain : menarik (diskusi lebih menarik untuk siswa dari pada duduk dan mendengarkan seseorang menceritakan fakta didepan), siswa dapat memperoleh ide baru dalam presentasi informasi ,diskusi menyediakan ruang bagi semua siswa untuk berbicara dan menjawab pertanyaan guru .
b. Cooperative learning
Proses pembelajaran dimana siswa membentuk suatu group dengan berbagai variasi kemampuan sisswa. Siswa mendiskusikan suatu masalah untuk menyelesaikanya bersama dengan pemikiran masing-masing mengeluarkan pendapatnya, dan saling bekerjasama menentukan rumusan pemecahan masalah serta penyelesaian masalah dengan berdiskusi, maka akan tercipta kerja sama antar anggota dalam kelompok pembelajaran. Kelebihan : pembelajaran yang menguntungkan ( grup dengan berbagai kemampuan membimbing dalam pembelajaran dan memberi keuntungan untuk semua pebelajar), formal maupun informal (kelompok diskusi dapat dilakukan baik dalam kondisi formal maupun informal dalam kehidupan nyata atau sehari-hari), kesempatan belajar( dimana apabila suatu kelompok belajar merasa nyaman dan cocok dalam pengembangan pemikiran maka akan muncul kelompok belajar jangka panjang yang dapat dikembangkan dan memunculkan banyak pengetahuan, dan lingkup daerah pembelajaran ( semua content atau bentuk belajar/kegiatan dapat dimasukkan atau digunakan dengan metode ini, misalnya rapat perusahaan, kerjasama antar perusahaan, dsb).
c. Games
Dalam pembelajaran dengan games (permainan) pendidik perlu menyusun atau membuat permainan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan dari pemahaman materi ajar. Games membari motivasi yang besar pada siswa karena disini mereka akan terpusat terhadap suatu masalah yang akan mereka hadapi dan situasi seperti apa sert strategi untuk memenangkan games. Dalam permainan memerlukan keterlibatan seorang pebelajar maupun dalam pembentukan group, dimana dalam setiap permainan akan menumbuhkan motivasi, rasa ingin tahu yang tinggi, menarik perhatian dan tentunya adanya tujuan terhadap permainan yang dimainkan. Games dapat menantang dan gembira dalam memainkanya, didalamnya terdapat berbagai macam pengalaman setelah mereka telah mencoba dan mencoba tidak berhasil maka mereka akan terus mencari dan menemukan dimana kesalahan dan apa yang harus mereka perbuat. Kelebihan : menarik ( siswa dengan cepat terlibat dalam pembelajaran melalui permainan), cocok dengan hasil (game dapat disesuaikan untuk mencocokan dengan hasil belajar), berbagai pengaturan ( dimana game dapat digunakan dalam berbagai pengaturan kelas, dari kelas secara keseluruhan untuk kegiatan individu), dan mendapatkan perhatian (game dapat dijadikan sebagai cara yang efektif dalam mendapatkan perhatian siswa untuk belajar topic tertentu atau ketrampilan.
d. Simulasi
Simulasi melibatkan siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaranya masalah yang diangkat dimanipulasi sedemikian rupa sehingga menjadi seperti dalam situasi hidup nyata. Simulasi melibatkan siswa mungkin dalam dialog, manipulasi bahan dan peralatan, atau interaksi dengan computer. Metode ini dapat dilakukan oleh suatu kelas maupun group kerja kecil secara bersama-sama. Menyediakan berbagai pengalaman yang mungkin tidak didapat siswa dalam kehidupannya, misalnya manipualasi bahwa kita akan membuat misi untuk perjalanan ke mars. Jadi disini siswa memerankan suatu peran untuk mendalami pembelajaran dan memahami berbagai perbedaan karakter. Kelebihan : keselamatan ( dimana simulasi menyediakan cara aman untuk terlibat dalam pengalaman belajar), mengulang sejarah ( simulasi mungkin merupakan satu-satunya cara untuk terlibat dalam situasi tertentu, misalnya peran bermain sejarah romawi kuno), didalam genggaman tangan/hands-on (siswa mendapat kesempatan untuk berbagai pengalaman), berbagai tingkat kemampuan (siswa dari semua tingkatan kemampuan dapat dilibatkan/dimasukan dalam pengalaman) dan keterlibatan ( pembelajaran penemuan sangat memerlukan keterlibatan siswa baik dalam semua tingkatan).
e. Problem solving
Masalah merukan awal dari kegiatan pembelajaran. Dalam prosesnya siswa dapat melihat pengetahuan dan kemampuan apa yang akan mereka peroleh setelah pembelajaran. Problem solving menempatkan siswa sebagai individu yang aktif dan terlibat langsung dalam sebuah situasi permasalahan nyata dalam kehidupan. Siswa memulainya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya tanpa saran dan bimbingan guru terlebih dahulu, siswa membangun, merencanakan, dan menemukan sebuah solusi atau posisi mereka dalam suatu masalah. Kelebihan : keterlibatan (siswa secara aktiv terlibat dalam pengalaman dunia nyata dalam belajar), konteks untuk belajar (hubungan antara pengetahuan dan ketrampilan menjadi jelas) dan tingkat kompleksitas/kerumitan (tingkat kerumitan masalah dapat dikendalikan, memperkenalkan masalah yang lebih atau tingkat untuk masalah dari waktu ke waktu)
Dan untuk strategi pembelajaran teacher centered learning merupakan strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dan siswa dimana pembelajarna berpusat pada pendidik, peserta didik hanya menerima apa yang guru sampaikan dan mereka cenderung bersifat pasif. Diantara penerapan dari strategi teacher centered learning adalah pada metode-metode :
a. Presentation
Presentasi dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan materi ajarnya. Dalam presentasi seorang sumber yaitu pendidik menceritakan,atau menyampaikan informasi kepada siswa. Komunikasi terkontrol hanya oleh sumber,dengan keterbatasan respon atau interaksi dengan siswa.pendidik dalam menyampaikan presentasi dapat menyisipkan pertanyaan dimana siswa dapat menjawabnya. Namun hal tersebut tidak efektif, karena tidak semua siswa tidak ikut berpartisipasi aktif dalam pembentukan pengetahuan.
b. Demonstration
Demonstrasi biasanya dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan hal-hal yang memiliki proses misalnya : dalam pembuatan kue, atau prose terjadinya hujan asam.
c. Drill and practice
Drill and practice dipakai oleh pendidik dalm penyampaian materi dimana dalam pembelajaranya pendidik tidak banyak bicara. Umumnya siswa telah memiliki pengetahuan terhadap apa yang disampaikan pendidik, mereka langsung melakukan latihan dan latihan terhadap prakteknya.
d. Tutorial
Penyampaian materi ajar kepada siswa, dimana dalam penyampaian informasinya sumber banyak menanyakan apakah terdapat pertanyaan, sudah paham, atau ada tambahan. Pembelajaran yang biasanya digunakan oleh teman sebaya.
Sumber : Smaldino, Sharon E.
Klasifikasi Media
Setyosari & Sihkabuden (2005) mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan lima kategori. Yaitu klasifikasi media berdasarkan: bentuk dan ciri fisiknya, jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, persepsi indera yang diperoleh, penggunaannya, dan hirarkhi pemanfaatannya:
1)Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisiknya
a. Media pembelajaran dua dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuranpanjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnyapeta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b. Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi danmempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arahpandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.
c. Media pandang diamyaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatangyang dapat diproyeksikan.
d. Media pandang gerakyaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk mediapandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya.
2) Gerlach dan Ely mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe,yaitu:
a. Benda sebenarnya (realita): orang, kejadian, objek atau benda tertentu.
• Presentasi verbal: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai(slide), transparansi, cetakan di papan tullis, majalah dan papan tempel.
• Presentasi grafis: bagan, grafik, peta, diagram, lukisan, poster, kartun dankarikatur.
• Potret diam (still picture): potret yang diambil dari berbagai macam objek atauperistiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (filmstrips),film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar.
• Film(motion picture): film atauvideo tape dari pemotretan/perekaman benda atukejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi).
• Rekaman suara (audio recorder): yaitu rekaman suara saja yang menggunakanbahasa verbal maupun efek suara musik (sound effect).
• Program: terkenal pula dengan istilah pengajaran berprogram, yaitu sikuen dariinformasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsangadanya respons dari pebelajar. ada pula yang dioersiapkan dan diprogram melaluimesin komputer.
b. Simulasi: peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupaikejadian atau keadaaan sebenarnya. Misalnya prilaku bagaimana seoarang sopir ketika sedang mengemudi yang ditunjukan pada layar video atau layar film.
4) Klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjangpengalaman, yaitu sebagai berikut.
a.Pengalaman langsung (the real life experiences)Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences)maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruandari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objekatau kejadian.
c. Pengalaman dari kata-kata (words only )Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dankata-kata yang ditulis maupun dicetak.Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi mediapembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar.Dalam kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menuruttingkat kekongkritan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkrit diletakkanpada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakinabstrak.Berikut Kerucut Pengalaman Dale.
Gambar Kerucut Pengalaman Dale :
3) Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera yang diperoleh, dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Namun Sulaiman menggolongkan media pembelajaran menjadi sebagai berikut.
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette TapeRecorder, dan Radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatuunit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidakada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapitidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewritingdan recorded telewriting.
g. Media motion visual: silent film (film-bisu) dan loop-film)
h. Media still visual: gambar, slides, filmestrips, OHP dan transparansi.
i.Media audio: telepon, radio, audio tape recorder dan audio disk.
j. Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simboltertentu saja dan berupa alphanumerik.
4) Klasifikasi berdasarkan penggunaannya :
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi).
Pentingnya Media Pembelajaran:
• Dapat membantu guru dan siswa dalam meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi pembelajaran
• Membantu proses pembelajaran, sebab tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung, tetapi memerlukan media untuk lebih memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat serta mudah dipahami.
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran : Menurut Kemp and Dayton:
• Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
• Pembelajaran dapat lebih menarik.
• Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
• Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
• Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
• Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
• Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
• Peran guru berubah ke arah yang positif.
Dalam hal ini penggunaan media dalam pembelajaran memiliki peranan penting dalam penempatan dan penggunaanya. Sehingga dibutuhksn prinsip-prinsip yang tepat dalam penggunaan, pemilihan dan pengembangan dari media tersebut. untuk lebih memperdalam ketiga hal tersebut dapat di akses ke alamat berikut :
http://sumberdanmediapembelajaran.blogspot.com/2010/08/prinsip-prinsp-dan-pemilihan-media.html
1)Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisiknya
a. Media pembelajaran dua dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuranpanjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnyapeta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b. Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi danmempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arahpandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.
c. Media pandang diamyaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatangyang dapat diproyeksikan.
d. Media pandang gerakyaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk mediapandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya.
2) Gerlach dan Ely mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe,yaitu:
a. Benda sebenarnya (realita): orang, kejadian, objek atau benda tertentu.
• Presentasi verbal: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai(slide), transparansi, cetakan di papan tullis, majalah dan papan tempel.
• Presentasi grafis: bagan, grafik, peta, diagram, lukisan, poster, kartun dankarikatur.
• Potret diam (still picture): potret yang diambil dari berbagai macam objek atauperistiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (filmstrips),film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar.
• Film(motion picture): film atauvideo tape dari pemotretan/perekaman benda atukejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi).
• Rekaman suara (audio recorder): yaitu rekaman suara saja yang menggunakanbahasa verbal maupun efek suara musik (sound effect).
• Program: terkenal pula dengan istilah pengajaran berprogram, yaitu sikuen dariinformasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsangadanya respons dari pebelajar. ada pula yang dioersiapkan dan diprogram melaluimesin komputer.
b. Simulasi: peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupaikejadian atau keadaaan sebenarnya. Misalnya prilaku bagaimana seoarang sopir ketika sedang mengemudi yang ditunjukan pada layar video atau layar film.
4) Klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjangpengalaman, yaitu sebagai berikut.
a.Pengalaman langsung (the real life experiences)Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences)maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruandari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objekatau kejadian.
c. Pengalaman dari kata-kata (words only )Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dankata-kata yang ditulis maupun dicetak.Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi mediapembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar.Dalam kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menuruttingkat kekongkritan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkrit diletakkanpada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakinabstrak.Berikut Kerucut Pengalaman Dale.
Gambar Kerucut Pengalaman Dale :
3) Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera yang diperoleh, dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Namun Sulaiman menggolongkan media pembelajaran menjadi sebagai berikut.
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette TapeRecorder, dan Radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatuunit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidakada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapitidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewritingdan recorded telewriting.
g. Media motion visual: silent film (film-bisu) dan loop-film)
h. Media still visual: gambar, slides, filmestrips, OHP dan transparansi.
i.Media audio: telepon, radio, audio tape recorder dan audio disk.
j. Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simboltertentu saja dan berupa alphanumerik.
4) Klasifikasi berdasarkan penggunaannya :
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi).
Pentingnya Media Pembelajaran:
• Dapat membantu guru dan siswa dalam meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi pembelajaran
• Membantu proses pembelajaran, sebab tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung, tetapi memerlukan media untuk lebih memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat serta mudah dipahami.
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran : Menurut Kemp and Dayton:
• Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
• Pembelajaran dapat lebih menarik.
• Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
• Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
• Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
• Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
• Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
• Peran guru berubah ke arah yang positif.
Dalam hal ini penggunaan media dalam pembelajaran memiliki peranan penting dalam penempatan dan penggunaanya. Sehingga dibutuhksn prinsip-prinsip yang tepat dalam penggunaan, pemilihan dan pengembangan dari media tersebut. untuk lebih memperdalam ketiga hal tersebut dapat di akses ke alamat berikut :
http://sumberdanmediapembelajaran.blogspot.com/2010/08/prinsip-prinsp-dan-pemilihan-media.html
Langganan:
Postingan (Atom)